Saturday, December 31, 2011

Mengenal Allah 24 Juli 2010 oleh mutiarazuhud Awaluddin makrifatullah (awal-awal agama ialah mengenal ALLAH) Setiap muslim wajib mengenali Allah ta’ala. Bagaimana mungkin kita menyembah yang kita tidak kenal ? Apabila seseorang itu tidak mengenal Allah, segala amal / perbuatan / ibadah tidak akan sampai (wushul) kepada ALLAH SWT. Paling utama yang harus kita kenali adalah bahwa, Katakanlah “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa” Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (QS al Ikhlas [112]: 1-4) Selanjutnya bisa mengenali melalui namaNya, sifatNya, perbuatanNya bukan melalui dimanaNya atau bagaimanaNya. Contoh mengenali melalui sifatNya adalah melalui rumusan yang digali dari Al-Qur’an dan Hadits seperti berikut ini, 20 sifat yang wajib (mesti ada) pada Allah 20 sifat yang mustahil (tidak mungkin ada ) pada Allah dan 1 sifat yang harus (boleh ada – boleh tidak) pada Allah. Selanjutnya cara kita mengenal Allah adalah dengan mendekat kepada Allah, menemuiNya dan berinteraksi dengan Allah. Berinteraksi dengan Allah = selalu sadar dan mengingat Allah, setiap perbuatan, perilaku kita / akhlak kita harus secara sadar dan mengingat Allah. Berinteraksi dengan Allah = berinteraksi dengan firman-firmanNya yakni Al-Qur’an. Seluruh perbuatan, perilaku / akhlak kita harus selalu sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits. Sebaiknya kita tidak membicarakan atau mendiskusikan tentang dzatNya. Tulisan saya tentang di mana Allah semata-mata untuk mengingatkan kita dengan perkataan Imam al Qusyairi bahwa, ” Dia Tinggi Yang Maha Tinggi, Luhur Yang Maha Luhur dari ucapan “bagaimana Dia?” atau “dimana Dia?”. Tidak ada upaya, jerih payah, dan kreasi-kreasi yang mampu menggambari-Nya, atau menolak dengan perbuatan-Nya atau kekurangan dan aib. Karena, tak ada sesuatu yang menyerupai-Nya. Dia Maha Mendengar dan Melihat. Kehidupan apa pun tidak ada yang mengalahkan-Nya. Dia Dzat Yang Maha Tahu dan Kuasa“. Disitu tegas dikatatakan bahwa “Tidak ada upaya, jerih payah, dan kreasi-kreasi yang mampu menggambari-Nya“. Kitapun sebaiknya tidak mengupayakan membicarakan maupun mendiskusikan tentan dzatNya. Wassalam Zon di Jonggol

No comments:

Post a Comment